Festival Inklusi Pertama

Nov 17, 2025 | 0 comments

Sejak pertama kali digelar pada tahun 2020, Festival Kesetaraan Garis Hitam Indonesia telah tumbuh menjadi ruang pertemuan penting bagi komunitas, pemerintah, dan masyarakat yang peduli pada isu pemberdayaan dan inklusi sosial. Festival ini lahir dari keyakinan bahwa setiap manusia, termasuk perempuan warga binaan dan mantan warga binaan, memiliki hak untuk didengar, dihargai, dan diberi kesempatan kedua dalam hidupnya. Selama lima tahun berturut-turut, dari 2020 hingga 2024, festival ini menjadi cermin perjalanan Garis Hitam Indonesia dalam memperjuangkan kesetaraan dan mengikis stigma yang melekat pada perempuan pernah bersangkut paut dengan hukum.

Perjalanan festival dimulai pada 15 Februari 2020, ketika Garis Hitam Indonesia untuk pertama kalinya memperkenalkan diri kepada publik melalui sebuah acara besar bertajuk Festival Inklusi. Acara tersebut menjadi tonggak sejarah, bukan hanya sebagai perkenalan organisasi, tetapi juga sebagai pernyataan sikap bahwa isu narapidana perempuan adalah isu penting yang harus dibicarakan secara terbuka. Festival ini menghadirkan berbagai komunitas dan organisasi sosial, serta menjadi ruang dialog tentang diskriminasi dan tantangan reintegrasi sosial bagi perempuan warga binaan. Sejak saat itu, festival menjadi agenda tahunan yang terus berkembang maknanya.

Pada 2021, pandemi tidak menghentikan upaya Garis Hitam Indonesia untuk menjaga keberlanjutan gerakan. Festival Kesetaraan diselenggarakan secara daring dan dibuka oleh Wakil Gubernur Sulawesi Barat. Meski dilakukan virtual, festival tetap mampu merangkul banyak pihak untuk membahas isu sosial, kesetaraan, dan pentingnya mencegah diskriminasi terhadap kelompok rentan, termasuk mantan narapidana perempuan. Tahun ini menunjukkan bahwa gerakan kesetaraan dapat tetap hidup meskipun dunia berada dalam keterbatasan.

Tahun 2022 menandai penguatan jejaring dan kolaborasi Garis Hitam Indonesia. Festival Kesetaraan tidak lagi sekadar ruang diskusi, tetapi berkembang sebagai wadah pemberdayaan yang lebih luas. Kolaborasi dengan figur publik seperti Puteri Indonesia Sulawesi Barat, serta keterlibatan berbagai lembaga sosial, menjadikan festival ini semakin dikenal dan berdampak. Di tahun ini pula, pemberdayaan perempuan warga binaan semakin menonjol melalui pelatihan keterampilan dan pendampingan usaha yang ditampilkan dalam festival.

Memasuki 2023, festival menjadi ruang pendidikan sosial yang memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk melihat langsung kisah perjuangan, karya, dan potensi perempuan binaan. Festival ini tidak hanya menampilkan pameran karya, tetapi juga membuka dialog kritis tentang sistem pendampingan, tantangan reintegrasi, dan pentingnya kebijakan yang lebih inklusif. Di tahun ini, festival semakin menegaskan dirinya sebagai wadah pembelajaran lintas komunitas.

Pada 2024, Festival Kesetaraan kembali memperluas dampaknya. Mengusung tema pemberdayaan perempuan dan transformasi sosial, festival menampilkan diskusi publik, workshop, serta pameran kerajinan karya warga binaan. Keterlibatan pemerintah daerah, mitra komunitas, dan masyarakat umum menjadikan festival ini wadah kolaborasi yang semakin kuat. Tahun ini menjadi refleksi konsistensi Garis Hitam Indonesia dalam membangun gerakan sosial yang tidak hanya berbicara tentang perubahan, tetapi benar-benar melakukannya melalui tindakan nyata.

Lima tahun penyelenggaraan Festival Kesetaraan merupakan perjalanan panjang yang kaya makna. Festival ini telah menjadi jembatan penting antara warga binaan perempuan dan masyarakat luas; ruang aman untuk belajar, mendengarkan, dan merayakan keberanian perempuan yang sedang membangun kembali hidup mereka. Lebih dari sekadar acara tahunan, festival ini adalah simbol harapan — bahwa stigma dapat diluruhkan, bahwa kesempatan kedua itu nyata, dan bahwa setiap perempuan berhak mendapat ruang untuk tumbuh dan berdaya.

Dengan komitmen penuh terhadap nilai kemanusiaan, Garis Hitam Indonesia akan terus menjaga keberlangsungan Festival Kesetaraan sebagai gerakan yang merawat inklusi, memperkuat solidaritas, dan meneguhkan harapan bagi perempuan yang ingin memulai kembali perjalanan hidup mereka.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *